Program Jawara Digital NgabuburIT 2023 sukses edukasi ribuan warga Jawa Barat

Dilihat: 461 kali
Kamis, 27 April 2023

Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Relawan TIK) Jawa Barat kembali berkolaborasi bersama Jabar Saber Hoaks, Diskominfo Provinsi Jawa Barat dan Kemenkominfo melalui program pemberdaayaan Pandu Digital Indonesia.

Program yang diselenggarakan dalam kemasan Roadshow Jawara Digital NgabuburIT itu digelar selama bulan Ramadhan 1444 hijriyah/2023 Masehi dengan mengsung tema "Unduh Berkah Unggah Faedah"

Kegiatan yang bertujuan meningkatkan pemahaman literasi digital itu, diselenggarakan di 6 Kota dan Kabupaten di Jawa Barat telah sukses digelar dengan menyasar sebanyak 2.164 peserta dari berbagai segmen masyarakat.

Ketua Relawan TIK Jawa Barat, Muh Nurfajar Muharom mengatakan, kegiatan Ngabubur IT tersebut, merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan ketika bulan ramadan. Pada tahun 2023, RTIK Jawa Barat menyasar peserta yang berasal dari kelompok pelajar, mahasiswa, santri serta masyarakat umum.

"Kami juga melakukan roadshow ini di pondok pesantren," ujar Fajar, Kamis 20 April 2023.

Fajar mengatakan, Kota dan Kabupaten yang dijadikan lokasi penyelenggaraan kegiatan Ngabubur IT ini, yaitu Majalengka, Bandung Barat, Cimahi, Karawang, Indramayu, Cianjur dan Kabupaten Bandung.

Dalam kegiatan ini ujar Fajar, para peserta dibekali dengan pemahaman literasi digital, salah satunya yaitu pengetahuan tentang berita bohong (hoaks).

Fajar menambahkan, jelang masuknya tahun politik (Pemilu 2024), jumlah berita bohong biasanya mengalami peningkatan yang signifikan. Sehingga ujar Fajar, masyarakat harus memiliki pengetahuan tentang berita bohong.

"Agar masyarakat tidak jadi korban atau pelaku penyebar berita bohong," kata Fajar.

Merujuk pada survey yang dilakukan oleh RTIK Jawa Barat terhadap seluruh peserta, menunjukkan bahwa media sosial masih menjadi rujukan dalam penggalian informasi, termasuk didalamnya untuk mencari kebenaran informasi.

Padahal kata Fajar, media sosial hingga saat ini belum bisa dipertanggungjawabkan juga informasi yang disebarkannya. Karena menurut Fajar, media sosial banyak juga digunakan oleh masyarakat yang tidak memiliki latar belakang jurnalistik yang baik.

"Sehingga cukup membahayakan juga, jika rujukan informasinya hanya mengandalkan dari medsos," kata pria yang akrab disapa Ajay ini.

Ajay mengungkapkan, melalui mini survei yang dilaksanakan oleh tim RTIK Jabar tentang cara untuk mengetahui kebenaran suatu informasi, 46 % peserta menjawab mencari informasinya melalui media sosial. Sedangkan 32,7 % mencari dari google.

Berdasarkan hal tersebut, tambah Fajar, RTIK Jawa Barat konsisten melakukan kegiatan literasi digital diseluruh Kota dan Kabupaten di Jawa Barat.

Fajar menyebut, dari awal tahun hingga Maret 2023 kemarin, tercatat sudah sebanyak 15 ribu warga Jawa Barat yang terliterasi digital, melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh RTIK Jawa Barat, bekerjasama dengan Kemkominfo melalui program pandu digital indonesia beserta para mitra lain.

Sementara itu, Ketua Jabar Saber Hoaks, Alfianto Yustinova, memandang, di era digital hari ini, masyarakat, khususnya pengguna internet, seolah diberi kemudahan sarana untuk mengakses beragam informasi – kapan pun, dari mana pun, tentang apa pun.

“Mulai anak kecil hingga orang dewasa kini dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat di dunia maya, namun realitasnya, sebagian orang tidak mampu memilah mana infomasi yang benar, mana yang hoaks” terang Alfianto.

Menurut Alfianto, dalam mencerna suatu narasi berita di media sosial tidak sedikit orang hanya mengandalkan nalar emosi, bukan berdasarkan fakta-fakta atau rujukan yang akurat. Dan hal itu menjadi akar munculunya pembentukan opini, persepsi atau penafsiran secara sepihak.

Keberadaan media digital ibarat pisau yang bermata dua. Pertama, hadirnya media digital telah menyuguhkan kecepatan dan kemudah mengakses infomasi. Dan yang keduanya adalah melimpahnya beragam informasi di media digital menuntut kita untuk mampu memverifikasi.

“Membiasakan memverifikasi informasi di media sosial harusnya jadi kemampuan setiap orang dalam bermedia sosial, literasi digital diperlukan agar kita hati-hati, tidak ceroboh dalam memperlakukan suatu informasi. (JSH).

*Penulis : Tim JSH

*Editor : Depi Agung Setiawan